CERPEN : "Janji Kakek (bagian 1)"
"Lalu, apa yang membuat kakek tetap berjuang waktu itu?" Pertanyaan ku membuat dua orang kakakku menatapku. Termasuk kakek yang awalnya mengusap mendali kebanggaannya itu. "Apa aku harus mengulangkannya lagi kepadamu?" Kakek tersenyum, mengalungkan mendali itu kepadaku. Aku mengangguk. Mengamati mendali kebanggaan kakek ku. Kami duduk menghadap kakek. Berantusias akan mendengar cerita dari kakek. Kakek akan mengulang ceritanya. Kali ini, aku akan bersungguh-sungguh mendengar cerita kakek. Sebelum mengulang kembali ceritanya, kakek menuangkan kopi hitam di gelas itu kepada piring tadahan, meniupnya, lantas menyeruput kopi tersebut. Lalu, kakek mulai kembali menceritakan kisahnya. *** "Saat itu, aku berumur lima tahun. Seharusnya, masa itu, waktu untuk bermain bagi anak seusiaku. Namu, penjajajhan merubah segalanya. Aku saat itu tidak menegerti apa yang terjadi. Yang aku tau, setiap hari, aku melihat orang tua ku disiksa oleh mereka. Para pemuda...